Cool house
Hm-m-m - Retired pilot??
|
Lucu juga gaya para demonstran Spanyol ini. Mereka bersepeda mengelilingi jalan-jalan di kota Madrid, Valladolid dan kota-kota lain di Spanyol tanpa mengenakan pakaian selembarpun alias bertelanjang bulat.
Ribuan pendemo ini menuntut fasilitas dan penghargaan yang lebih baik untuk para pengguna sepeda di jalan-jalan kota Spanyol. Selama ini mereka merasa seperti ‘telanjang’ ditengah hiruk pikuk dan kepadatan lalulintas kota dan melalui demo ini mereka ingin menunjukkan tubuh mereka yang lemah untuk meminta penghargaan yang lebih dari pengguna jalan lainnya.
Selain di jalan-jalan utama kota Madrid, demo serupa juga terlihat di Barcelona, Zaragoza, Pamplona, Santander, La Coruña, Granada, Alicante, Murcia, Valladolid dan Huesca.
Tuntutan ribuan pendemo ini antara lain disediakan jalur khusus sepeda, penurunan batas kecepatan lalu lintas kota dan dan adanya aturan untuk menerima sepeda sebagai alat trasnportasi publik.
SURABAYA, Diorama sepanjang 108 meter merupakan salah satu daya tarik Buddhist Festival di Surabaya Supermal Convention Center (SSCC) yang dibuka hari ini (25/6). Diorama itu dibagi menjadi 45 bagian, menceritakan petikan sejarah hidup Sidharta Gautama yang akhirnya menjadi Buddha. Diorama tersebut berujung pada patung Reclining Buddha (Buddha Tidur) sepanjang 23 meter, terpanjang dan terbesar di Indonesia.
Selain dilengkapi setting dan aneka karakter, tiap bagian diorama diberi narasi singkat. ”Narasi itu dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan Inggris,” jelas Indarto, konseptor kegiatan tersebut.
Pembuatan karakter diorama itu, kata Indarto, tidak sembarangan. Terutama, untuk karakter Buddha. Konsultannya adalah Lama Wang Chuk dari Bhutan serta Lama Samten dari Nepal. ”Membuat patung-patung Buddha tidak boleh sembarangan. Ada pakem-pakem tertentu yang harus dipenuhi. Misalnya, proporsi antara kepala, tangan, dan badan,” kata Indarto.
Meski begitu, dua Lama itu tidak bekerja sendiri. Mereka dibantu relawan dari vihara-vihara lokal. Total, ada sekitar 300 karakter untuk diorama tersebut. Terbuat dari paper clay, karakter itu diselesaikan dalam waktu tiga bulan.
Klimaks kisah diorama tersebut adalah saat Buddha mengalami parinibhana, yaitu Buddha meninggalkan dunia fana menuju nirwana. Ketika parinibhana, Buddha bearda dalam posisi rebah (reclining). ”Karena itu sebagai puncak, patung Reclining Buddha (Buddha tidur) ditempatkan di pusat arena,” jelas pria 38 tahun itu.
Sebagai klimaks, area di sekitar patung Buddha itu juga menjadi lokasi peletakan berbagai artefak peninggalan sejarah agama Buddha. Salah satunya adalah Tripitaka enam bahasa dan Tripitaka elektronik.
Festival itu sudah diselenggarakan dua kali. Yang pertama pada 2003. Berbeda dengan lima tahun lalu, kata Indarto, festival tahun ini dibuat lebih detail dan lebih ke arah seni. ”Pada festival lalu, kisah sang Buddha hanya kami tampilkan melalui relief. Sekarang sudah dibuat dalam bentuk diorama. Begitu juga, patung reclining dibuat lebih besar dan lebih bagus,” katanya.
”Setelah dari sini, rencananya kami akan menampilkan festival serupa di Makassar, Jakarta, Medan, dan rencananya Bali,” jelasnya.
Pembukaan Festival hari ini akan dimeriahkan oleh pertunjukan barongsai. Gubernur Jatim Imam Utomo direncanakan membuka festival yang berlangsung hingga 30 Juni itu. Selain barongsai, acara pembukaan dimeriahkan oleh tarian India yang dibawakan duta dari India.
2. Kalo yang ini agak aneh, terowongan yang dibangun oleh Viet Cong selama perang Vietnam dan terpusat di sekitar Cu Chi kabupaten di Saigon ini dibuat untuk “operation Tet” ( i have no idea what that means,,,,tet,tet,tet,,, LOL). Gw pernah liat ini di Metro TV, pintu masuk nya ukurannya sangat sangat kecil sekali banget !
3. Dyar, memiliki hobi yang unik, dia membuat terowongan dengan banyak lorong dibawah rumahnya sebagai pelepas penat dari rutinitas hariannya … ada ya hobi yang semahal ini, hihi.
“Uno” adalah sebuah motor elektrik yang diciptakan oleh Ben J. Poss Gulak, pemuda asal Kanada yang baru berusia 18 tahun.
Motor ini masih menggunakan 2 buah roda, tetapi posisi kedua rodanya sejajar, sehingga apabila dilihat dari samping seperti hanya memakai 1 roda.
Mengendarai motor ini sepertinya membutuhkan suatu keahlian khusus, tetapi ternyata tidak ! sebab motor ini menggunakan teknologi giroskopis untuk membuatnya tetap seimbang.
.
“Uno” tidak membutuhkan pedal gas, rem ataupun kopling seperti motor lain pada umumnya. “Uno” bergerak mengikuti gerakan tubuh, untuk membuatnya bergerak maju, cukup membungkuk sedikit ke depan, maka “Uno” akan bergerak maju, semakin membungkuk, maka kecepatan “Uno” akan semakin bertambah.
Demikian pula sebaliknya, apabila tubuh sedikit ditegakkan, maka kecepatan “Uno” akan berkurang, dan untuk berhenti, cukup menegakkan tubuh.
.
Inspirasi membuat “Uno”, transportasi listrik, berawal dari kunjungan Ben ke Cina pada tahun 2006 dan melihat polusi asap disana. “Uno” diklaim sangat ramah lingkungan, dan itulah yang menjadi tujuan utamanya.
“Uno” dapat berlari hingga 40kmph, namun dengan pertimbangan safety, saat ini “Uno” dibatasi tidak lebih dari 15kmph. Sayang, tidak jelas berapa lama kekuatan betterenya.
Ben saat ini sedang mencari investor untuk membantu memproduksi “Uno”. Berminat ? Silahkan kunjungi